Rabu, 18 September 2013

kesombongan membawa petaka

Cerpen: Kesombongan Membawa Petaka
Vonda dan Elina adalah teman baik semasa SMU, mereka berteman sudah sebelas tahun lamanya. Setelah lulus SMU, Vonda melanjutkan kuliah, sedangkan Elina hanya kursus saja.
Sampai akhirnya Vonda bertemu dengan lelaki di kampusnya, berpacaran beberapa tahun, kemudian menikah di gedung yang mewah dengan menghabiskan uang yang tidak sedikit jumlahnya. Kehidupan Vonda berubah, dari yang biasa sekarang menjadi orang yang gila merk, hidup berfoya-foya, hanya mau makan di restoran berkelas. Hanya pernah pergi ke beberapa negara saja sudah merasa hebat, dan merasa sudah berkeliling kemana-mana.
Sedangkan Elina memiliki kehidupan yang sederhana. Dia memiliki seorang kekasih dan hanya berpergian kebeberapa negara yang dekat dengan negara asalnya.
Sampai suatu hari, karena suatu masalah Vonda dan Elina bertengkar. Vonda yang merasa dirinya lebih tinggi dari Elina dengan seenaknya menghina dan merendahkan Elina. Dan pertengkaran itu terus berlanjut, sampai pada suatu hari Vonda hamil, tetapi pada kehamilannya bulan ke empat dia mengalami musibah, janinnya meninggal dalam kandungan, kemudian dengan terpaksa harus dikeluarkan.
Setelah mendapat cobaan itu, Vonda masih saja tidak sadar atas perbuatannya yang salah. Dia tidak pernah merasa bersalah dan masih tetap sombong. Akhirnya setelah beberapa bulan kemudian, Vonda hamil lagi, dan dia memutuskan untuk menghilangkan Elina dari kehidupannya. Vonda memutuskan hubungannya dengan Elina.
Suatu hari Elina mengetahui tindakan Vonda dan merasa jengkel, akhirnya mereka berdua bertengkar lagi.
“Kau itu bodoh, tidak sepertiku pintar, aku sarjana, dan kau hanya pegawai rendahan. Aku punya banyak barang bermerk berpuluh-puluh jumlahnya, apa pacarmu itu bisa membelikan untukmu? Aku pernah pergi ke Amerika dan Jepang, apa pacarmu itu bisa membawamu kesana? Kau hanya menyusahkanku selama kita berteman.” Kata Vonda dengan kesombongannya.
“Aku menyesal berteman denganmu.” Kata Elina.
“Aku lebih menyesal berteman denganmu.” Vonda menambahkan dengan tajam.
Akhirnya pertengkaran mereka selesai dan bertahun-tahun sudah terlewati. Tidak terasa sekarang sudah sepuluh tahun dari kejadian itu.
Perusahaan milik suami Vonda bangkrut dan harta kekayaannya habis dalam sekejab. Vonda jatuh miskin dan dia sudah tidak dapat berfoya-foya lagi. Akibat pola makannya yang salah, berbagai penyakit mulai menghampiri dan stres hanya menambah penyakitnya semakin parah.
Sekarang Vonda sadar akan kesalahannya, tetapi semuanya sudah terlambat. Kesombongan telah membawa petaka buatnya. Uang yang hanya tinggal sedikit semakin habis hanya untuk berobat.
Kesombongan hanya akan membawa petaka ke dalam kehidupan kita sendiri. Semua hanya titipan, apa yang perlu disombongkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar